Minggu, 06 Mei 2012

Mengenal Diri Sendiri Untuk Mengenal Masadepan

diri sendiri adalah suatu proses untuk jangka panjang, kita tidak bisa segera tahu mengenai diri kita sendiri, banyak faktor dari dalam diri kita untuk kita cari tahu menganai diri kita yang sebenarnya. Segala sesuatu yang timbul dari dalam diri, itulah diri kita yang sebenarnya. Sehingga kita mesti mencari tahunya terlebih dahulu, apa saja faktor-faktor yang timbul tersebut?
Proses Mengenal Diri Sendiri
Faktor-faktor dalam proses mengenal diri sendiri yang saya maksud di sini adalah semacam tentang keinginan, kenyamanan, ketakutan, emosi, dan berbagai hal yang lainnya, yang menyangkut diri kita sendiri. Kita juga perlu tahu, bahwa ke semua faktor tersebut adalah suatu anugerah, sehingga kita harus bisa menerima apa adanya agar kita bisa mengenal diri kita sendiri.
Tadi sudah saya katakan kalau proses mengenal diri sendiri merupakan suatu proses jangka panjang, sehingga untuk bisa memastikan apakah kita sudah bisa mengenal diri kita sendiri atau belum, maka segala aktifitas yang kita lakukan harus didasari dengan kesadaran diri, kenapa harus seperti itu?
Kita harus bisa menyadari apa yang telah dan sedang sekaligus hendak kita lakukan, karena dengan kita menyadarinya maka kita bisa mengetahui pula tentang tujuan kita melakukan aktifitas tersebut. Segala aktifitas tersebut merupakan proses pengenalan diri kita, jadi sebaiknya kita jangan mengabaikannya, karena kita memang membutuhkannya untuk kita pelajari lebih dalam selama proses mengenal diri sendiri.
Dalam berusaha menyadari diri sendiri segala aktifitas yang kita lakukan, kita juga harus benar-benar menjujuri aktifitas tersebut terhadap diri kita sendiri. Kita harus jujur adalah untuk mengungkap semua tentang diri kita sendiri, entah itu tentang emosi kita, keinginan kita, ketakutan kita, kebutuhan kita, dan dengan kejujuran itu pula kita bisa lebih memahami diri sendiri.
Sebagai contoh saja, terkadang kita mendapati suatu kuisioner mengenai diri kita sendiri, untuk itu apabila kita mengisinya secara jujur maka kita bisa lebih tahu tentang diri kita yang sebenarnya. Sambil mengisi kita juga belajar untuk mengetahui tentang potensi diri kita, bakat-bakat kita, serta berbagai hal yang bisa membuat kita resah, atau hal mengenai diri kita yang lainnya.
Dari situ sudah sangat jelas bahwa proses mengenal diri sendiri merupakan suatu proses kejujuran kita terhadap diri kita sendiri, mengungkapkan segala isi hati yang paling dalam merupakan hal yang sudah seharusnya kita biasakan untuk bisa mengenal diri sendiri. Kita bisa mengenal diri kita sendiri karena memang kita juga tahu apa yang memang menjadi kebutuhan dari diri kita yang sebenarnya.
Masa depan merupakan bagian dari kita, untuk itu jangan sampai kita tidak mengetahui apa yang menjadi kebutuhan diri kita sendiri. Selama berjalannya waktu, di situlah kesempatan kita untuk bisa mengenal diri sendiri. Meskipun kita tidak akan langsung mengetahuinya, akan tetapi di masa depan nanti kita akan lebih mengenal tentang diri kita dari apa yang telah kita lalui sebelumnya.

sumber: http://www.iprasblog.com/mengenal-diri-sendiri-untuk-mengenal-masa-depan/329

Sikap Dewasa? Apa Itu?

Banyak yang bilang kalau sikap dewasa itu sangat kita perlukan agar kita bisa berubah menjadi lebih baik daripada sebelumnya, meskipun begitu sebenarnya saya tidak begitu mengerti dengan yang dimaksud bersikap dewasa. Tapi sebelumnya, yang saya tidak mengerti di sini maksudnya adalah, tentang seperti apa sih sikap dewasa itu? Apakah semacam sikap-sikap yang menampilkan kebijaksanaan? Saya masih belum begitu paham.
Belajar Sikap Dewasa Menyikapi Permasalahan Hidup
Pertanyaan itu muncul ketika saya sudah mulai asyik menggeluti dunia membaca, karena secara tidak sadar ternyata sejak saya memulai aktivitas membaca, banyak orang yang bilang kalau sedikit demi sedikit ada sikap dewasa dari pikiran-pikiran saya. Karena tidak begitu mengerti dengan yang dimaksud sikap dewasa, maka saya hanya bisa memberikan senyuman kepada orang-orang tersebut.
Selama 21 tahun menjalani berbagai aktivitas kehidupan ini, saya sedikit demi sedikit belajar banyak tentang macam-macam bagaimana kita menyikapi berbagai persoalan yang mana juga menuntut sikap dewasa agar persoalan itu bisa segera ditemukan solusinya. Meski sudah mengalaminya sendiri, saya masih tetap saja tidak mengerti tentang yang dimaksud dengan sikap dewasa ini.
Pernah suatu ketika saya sedang menyaksikan acara televisi, ada yang mengatakan kalau orang yang punya sikap dewasa adalah orang yang berprasangka kalau dirinya itu masih memiliki sikap seorang anak-anak. Sedangkan anak-anak itu selalu menganggap dirinya sudah mempunyai sikap dewasa. Apakah benar seperti itu?
Jika mengingat apa yang sudah pernah saya alami ketika masih kecil, mungkin kalimat semacam tadi ada benarnya juga, karena dulu ketika saya masih anak-anak atau remaja lebih tepatnya, saya selalu merasa kalau saya ini sudah punya sikap dewasa dan saya sering kali menganggap kalau saya bisa melakukan segalanya meski tanpa bantuan orang lain.
Tapi rasa semacam itu pun akhirnya sedikit demi sedikit mulai menghilang sejak saya mulai mempelajari tentang arti kehidupan ini, yang awalnya saya dulu merasa kalau saya ini sudah punya sikap dewasa, tapi karena seiring pembelajaran yang saya dapat malah justru saya merasa kalau saya ini seperti anak kecil. Tapi karena prasangka itu, saya justru jadi ingin belajar untuk mempunyai sikap dewasa.
Malu rasanya kalau meskipun usia sudah tidak bisa dianggap sebagai seorang anak-anak, tapi kelakuannya lebih mirip dengan anak-anak kecil. Terkadang mungkin kita tidak menyadari kalau kita sebenarnya punya kelakuan mirip seperti anak kecil, makanya tak jarang sekarang ini ada saja orang-orang dewasa tapi kelakuannya aneh-aneh. Misalnya, kalau keinginannya tidak dituruti maka dia memberontak atau memaksa, apakah yang semacam itu bisa disebut sikap dewasa?
Jadi mungkin, untuk kalimat yang di atas tadi saya kira memang cukup tepat. Tapi lagi-lagi mungkin akan muncul pertanyaan, bagaimana agar bisa menumbuhkan prasangka kalau sikap kita ini masih anak kecil? Jawaban pertanyaan tersebut saya kira adalah dengan introspeksi diri, maka kita bisa melihat atau mengetahui apakah sikap kita ini sebagai anak kecil ataukah sikap dewasa?
Selain itu, meski mungkin nanti kita sudah bisa mengetahui sikap kita yang sebelumnya, tapi jika masa depan juga tidak kita pikirkan, maka kita juga berarti masih belum mempunyai sikap dewasa. Karena masa depan juga sangat mempengaruhi sikap kedewasaan seseorang, maka penting bagi kita untuk bisa mengolah semua kesempatan yang ada saat ini dengan penuh sikap dewasa.
Kira-kira gambaran seperti itulah dari sebatas apa yang saya pahami mengenai arti suatu sikap kedewasaan, yang mana saat ini saya sedang belajar memiliki sikap dewasa karena memang saya merasa kalau saya ini seperti anak kecil dalam menuliskannya. Berharap dari coretan anak kecil ini, bisa mendatangkan manfaat bagi para pembacanya.

sumber:  http://www.iprasblog.com/sikap-dewasa-seperti-apakah-itu/661

Tips Mendapatkan Teman Secara Tepat Dengan Sangat Sederhana

Kalau tidak salah, saya pernah mendengar kalau mencari teman itu lebih sulit daripada mencari musuh, kira-kira betul tidak ya informasi tersebut? Tapi kalau dipikir-pikir kembali, sepertinya informasi itu memang ada benarnya juga, karena apa? Karena, kalau kita tidak bisa mencari teman yang tepat, maka justru musuhlah yang bisa saja nanti kita dapatkan. Tentunya kita tidak mau dong mengalami hal seperti itu?
Tips Mencari Teman yang Benar
Karena sejak hari Senin kemarin saya sudah resmi jadi anak kuliah lagi, setelah sekitar 1 bulan lebih libur panjang setelah UAS sehingga terpaksa jadi ‘Pengacara’, alias Pengangguran Banyak Acara, maka ada suasana baru yang saya alami dari awal kegiatan semester ini. Suasana baru apakah itu?
Sudah bisa ditebak, yaitu suasana lingkungan sosial kelas yang baru! Makanya saya ingin sedikit sharing tentang bagaimana saya mencari teman, karena awal minggu ini, memang itulah kegiatan saya.
Dengan suasana anggota kelas yang baru, maka mau tidak mau saya perlu beradaptasi dengan lingkungan kelas tersebut, termasuk juga mencari teman yang mungkin bisa diajak untuk berkerja sama selama semester ini. Selain bertujuan untuk berkerja sama, tentunya saya mencari teman juga adalah untuk mendapatkan ilmu baru yang mungkin ketika masih bersama anggota kelas sebelumnya tidak sempat saya dapatkan ilmu itu.
Karena pengalaman terdahulu saya ketika mencari teman sepertinya masih begitu ngawur yang mana bisa saja membahayakan masa depan saya, karena ternyata mencari teman itu bukan hanya untuk menjalin suatu hubungan relasi, tapi sebenarnya bisa lebih dari itu, maka pada kesempatan kali ini saya ingin sharing tentang bagaimana saya mencari teman yang tepat dengan lingkungan yang baru ini.
Apa yang saya lakukan dalam mencari teman yang tepat saat ini sebenarnya cukup sederhana koq, seperti apakah itu? Yaitu dengan cara saya mengenali topik yang sering dibicarakan masing-masing sasaran yang akan saya jadikan sebagai teman untuk berkerja sama!
Yaps, dengan mengenali topik pembicaraan mereka, maka akan mempermudah saya dalam mencari teman untuk menyeleksi kira-kira manakah orang yang tepat untuk saya jadikan sebagai teman untuk berkerja sama selama semester ini.
Terlihat ribet? Gak juga koq, yang penting kita tahu dulu apa tujuan kita sebelumnya, tujuan apakah itu? Seperti misalnya saya mencari teman baru di kelas yang baru itu adalah bertujuan untuk membantu proses belajar saya dalam aktivitas kuliah semester ini, maka secara otomatis saya akan mencari teman yang mudah untuk diajak berkomunikasi sekaligus mudah diajak berkerja sama, tentunya dengan syarat orang itu juga mempunyai ketertarikan terhadap aktivitas kuliah.
Bagaimana cara mengetahuinya?
Nah, di situlah letak fungsi utama dari kita mengenali topik yang paling sering dibicarakan oleh sasaran-sasaran kita. Dengan kita mengetahui apa yang sering dibicarakan oleh mereka, bukan kah itu menandakan kalau mereka memang ada ketertarikan dalam topik itu? Trik mencari teman yang sederhana bukan?
Misalnya lagi, jika seandainya kita mencari teman adalah bertujuan untuk bisa sering diajak jalan-jalan, maka kita tinggal cari saja seseorang atau sekumpulan orang yang sering membicarakan topik tentang aktivitas jalan-jalan mereka. It’s so simple, isn’t it? :)
Sebenarnya mencari teman itu mudah koq, asalkan kita tahu tujuan serta tekniknya, maka jenis teman yang memang kita inginkan pun akan bisa kita dapatkan. Memang benar sih, kalau mencari teman itu tidak baik kalau pilih-pilih, tapi untuk trik sederhana ini bukannya bermaksud untuk pilih-pilih teman, melainkan hanya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan teman yang kita perlukan saja.
Dengan mencari teman yang memang sesuai kebutuhan kita, maka itu akan lebih mempermudah kita dalam meraih tujuan yang kita inginkan, karena apa? Karena kalau semakin spesifik jenis-jenis teman yang kita punya, maka nantinya kita pun juga akan lebih cepat atau mudah terpengaruh oleh lingkungan itu. Betul tidak?
Jadi seperti pepatah mengatakan, kalau ingin bisa menikmati aroma sate, maka dekat-dekatlah dengan tukang sate, justru kalau dekat-dekat dengan pandai besi, justru aroma asap belerang yang akan kita dapat, bukan begitu? Dan mungkin segitu saja tips mencari teman secara sederhana yang saya lakukan saat ini, dan kalau Anda punya teknik tersendiri dalam mencari teman, mungkin bisa dishare di sini? Semoga bermanfaat

Teknologi Menciptakan Anak Manja Dan Pemalas?

Tidak bisa dipungkiri, sepertinya makin banyak saja anak manja dan pemalas yang disebabkan oleh perkembangan teknologi yang makin ke sini makin memanjakan manusia dengan kecanggihannya dalam membantu menyelesaikan berbagai masalah kehidupan. Tapi benarkah kalau teknologi memang menciptkan banyak anak manja dan pemalas? Ataukah justru memang penggunanya sendiri yang sudah salah kaprah tentang bagaimana menanggapi suatu teknologi itu sendiri?
Sebab Anak Manja Bukan Karena Teknologi
Sebagai alat yang berfungsi sebagai pembantu untuk memecahkan sekaligus mempermudah berbagai permasalahan manusia, ternyata dari kemunculan teknologi ini masih banyak yang salah beranggapan tentang teknologi itu sendiri, sehingga teknologi pun sudah sering dicap sebagai alat pencipta anak manja, karena belum apa-apa dalam menyelesaikan masalah, sudah memutuskan untuk menggunakan teknologi.
Bukankah yang seperti itu namanya anak manja? Memang sih kalau menggunakan teknologi akan menjadi jauh lebih mudah dalam penyelesaian masalahnya, namun sayangnya kalau kita terlalu sering langsung menggantungkan permasalahan kita kepada teknologi, maka kita benar-benar bisa saja menjadi anak manja yang hanya berfokus pada teknologi dalam penyelesaian masalahnya.
Seperti ketika mendapat tugas membuat makalah misalnya, kalau memang bukan anak manja tentunya buku dan perpustakaan adalah tempat mencari solusinya, karena dari buku itu kita akan membaca sekaligus mempelajari isi buku itu. Kalau bingung bukunya itu seperti apa, maka barulah mencari referensi di internet supaya bisa mendapatkan petunjuk.
Coba kalau anak manja yang mencari solusinya langsung pada teknologi internet, sudah bisa dipastikan para anak manja ini cuma membaca sekilas, lalu tinggal copy-paste dan edit sedikit, maka terselesaikan sudah permasalahannya kan? Kalau yang seperti itu, apakah benar sudah bisa dianggap sebagai orang yang sudah bisa menanggapi teknologi secara benar?
Teknologi adalah untuk mempermudah, bukan untuk menjadikan kita sebagai anak manja dan pemalas. Meskipun teknologi memang mempermudah dalam penyelesaian masalah, namun bukan berarti teknologi adalah alat yang bisa secara ‘Sim Salabim’ menyelesaikan permasalahan.
Sebenarnya teknologi itu bukan untuk menciptakan banyak anak manja, tergantung bagaimana si pengguna teknologi itu sendiri memanfaatkan teknologinya. Kalau memang teknologi yang dia miliki itu dipergunakan hanya untuk menyelesaikan permasalahan secara instan, tentunya bukan teknologinya yang menjadikan orang itu sebagai anak manja, melainkan memang sejak awal orang itu sudah malas untuk memanfaatkan teknologi sebagaimana mestinya.
Jadi sepertinya memang bukan karena teknologinya yang sehingga banyak anak manja di era serba modern sekarang, melainkan pola pikir para pengguna teknologinya sendiri tentang bagaimana memanfaatkan teknologi yang mereka miliki. Kalau teknologi digunakan hanya sebagai alat bantu, itu berarti penggunanya memang bukan anak manja tentunya, karena dia memang sudah bisa memanfaatkan teknologi sesuai dengan fungsinya.
Maka pergunakanlah teknologi sebagaimana fungsinya supaya teknologi modern sekarang tidak lagi dicap sebagai alat pencipta anak manja di masa depan nanti, karena memang fungsi teknologi itu sendiri adalah hanya sebatas alat bantu manusia dalam menyelesaikan masalah. Jadi, yang benar-benar bisa menyelesaikan masalah ya cuma diri kita sendiri. Semoga bermanfaat :)

sumber:  http://www.iprasblog.com/teknologi-menciptakan-anak-manja-dan-pemalas/955

Tips Membangun Karakter

Belajar Proses Membangun Karakter Diri
Kita semua pasti menginginkan diri kita bisa menjadi diri yang lebih baik daripada diri kita yang sebelumnya, untuk itulah dalam hidup ini kita terus saja belajar membangun karakter diri untuk menjadi lebih baik. Tidak terkecuali dengan orang-orang yang sudah mendapatkan banyak penghargaan, mereka akan terus berusaha untuk membangun karakter diri mereka menjadi yang lebih baik.
Bagaimana dengan kita yang merupakan orang-orang biasa? Dimana kehidupan keseharian kita selalu diisi untuk memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri serta keluarga kita, apakah lantas proses membangun karakter diri kita terhenti begitu saja? Jika Anda adalah orang yang suka dengan kenikmatan sesaat, sudah pasti membangun karakter diri akan terasa melelahkan.
Sangat berbeda dengan orang-orang yang ingin selalu bisa menikmati seluruh kenikmatan yang ada di dunia ini, bahkan juga kenikmatan yang ada di alam masa depan kita, sudah pasti mereka tidak akan peduli walau betapa sulitnya proses membangun karakter diri yang tak tertandingi.
Memang dalam proses membangun karakter diri yang tak tertandingi itu banyak sekali halangannya, seperti malas, bosan, godaan dari luar diri kita, serta tidak mendukungnya segala fasilitas yang kita butuhkan untuk terus belajar membangun karakter diri menjadi lebih berkualitas.
Tapi jika kita memang benar-benar ingin merasakan kemenangan dalam hidup kita, maka kita harus menjalani itu semua, meski harus merayap setapak demi setapak untuk membangun karakter diri kita, maka jika memang tidak ada cara lain untuk mencapai kualitas itu, ya seharusnya kita jalani itu.
Menjadikan hambatan sebagai alasan biasanya merupakan hambatan yang paling umum yang sangat bisa menghancurkan jeri payah pembangunan karakter diri kita, kenapa bisa begitu?
Jika kita beralasan karena suatu hambatan tertentu, itu berarti kita sudah memberi instruksi terhadap alam bawah sadar kita kalau kita memang tidak bisa terus membangun karakter kita. Anda pasti sudah pernah melihat acara-acara hipnotis kan? Nah, jika seandainya saja orang-orang yang dihipnotis itu tidak dikembalikan seperti semula, kira-kira apa yang akan terjadi? Anda sudah bisa membayangkannya kan?
Begitu juga alasan yang kita timbulkan dalam pikiran kita, yang mana sangat mudah sekali untuk meruntuhkan semangat kita untuk terus membangun karakter diri kita menjadi lebih baik.
Jadi intinya, tidak peduli sekuat apapun halangan yang ada, kita tetap harus percaya diri dan yakin bahwa diri kita pasti mampu untuk terus membangun karakter diri kita menjadi lebih baik lagi, dengan begitu jika kita mampu menaklukan seluruh rintangan yang ada dalam diri kita, maka kita bisa menjadi seseorang yang memiliki karakter tak tertandingi. Jadi mari kita terus membangun karakter diri kita sampai tak tertandingi! :)

Apa Itu Komitmen?

Apa sebenarnya definisi atau pengertian komitmen itu? Pada dasarnya definisi atau pengertian komitmen telah banyak dikemukakan para ahli. Komitmen merupakan “ikatan psikologis” dengan sebuah organisasi (Gruen cs. 2000 dalam Bansal et.al 2004). Komitmen juga merupakan sikap yang menuntun atau menengahi respon nyata seseorang atau niat perilaku seseorang terhadap suatu benda (Ajzen dan Fishbein 1970 dalam Bansal et.al 2004). Bansal, Irving dan Taylor (2004) mendefenisikan komitmen sebagai kekuatan yang mengikat seseorang pada suatu tindakan yang memiliki relevansi dengan satu atau lebih sasaran. Buchanan (1997) menyebutkan komitmen menyangkut tiga sikap yaitu rasa pengidentifikasian dengan tujuan organisasi, rasa keterlibatan dan rasa kesetiaan kepada organisasi. Sementara Robbins (2001) menyebutkan komitmen adalah tingkatan di mana seseorang mengidentifikasikan diri dengan organisasi dan tujuantujuannyua dan berkeinginan untuk memelihara keanggotaannya dalam organisasi. Moorman et al. (1992) menyatakan bahwa komitmen sebagai keinginan yang terus menerusuntuk memelihara hubungan yang bernilai. Relationship yang bernilai beerhubungan dengan keyakinan bahwa komitmen rasional hanya ada ketika relationship dipertimbangkan sebagai hal yang pentingSelain itu keinginan yang terus menerus untuk mempertahankan hubungan berhubungan dengan pandangan bahwa mitra yang komit menginginkan relationshipdapat berjalan terus menerus dan akan berusaha untuk mempertahankannya. Berbagai pihak mengidentifikasi komitmen di antara mitra pertukaran sebagai kunci untuk memperoleh hasil yang bernilai bagi mereka, dan mereka berusaha keras untuk mengembangkan dan memelihara atribut bernilai ini dalamRelationship mereka. Secara umum ada dua tipe komitmen yang berbeda, calculative dan affective (PeppersnadRogers, 2004).Calculaive commitmentberhubungan dengan tipe instrumen dari komitmen, dan sebagai perluasan dari kebutuhan untuk mempertahankanrelationship yang disebabkan oleh adanya manfaat ekonomi dan switching cost. Calculaive commitment dihasilkan dari analisis ekonomi biaya dan manfaat dengan membuat komitmen. Sementara affective commitment timbul karena seseorang memiliki ikatan emosional, bukan karena alasan ekonomi.Calculaive commitment berhubungan negatif dengan kepercayaan dan didasarkan pada perhitungan biaya dan benefit. Jadi tidak kondusif bagi perkembangan relationship jangka panjang. Sebaliknya affective commitment didasarkan pada relationship yang berkesinambungan, bukan karena benefit ekonomi jangka pendek, tetapi karena setiap pihak merasakan kedekatan emosional atau psikologikal satu sama lain.Affective commitmentsecara positif berhubungan dengan kepercayaan dan mendukung benefit relationship dalam waktu yang lebih lama, menurunkan opportunis dan keinginan untuk memecahkan konflik dengan cara damai.


Perkembangan Dunia IT

Dalam perkembangan dunia IT (informasi teknologi) manusia dituntut untuk bisa meraih segala informasi yang ada. Konvergensi IT atau juga disebut fokusisasi Teknologi Informasi mendorong manusia siap untuk bertanding dalam kancah persaingan global (global competition).
Dari masa ke masa tekhnologi IT ini mendorong masyarakat untuk bisa terjun bebas dalam mengerti teknologi, tak jarang masyarakat terpengaruh informasi yang negatif. Tak khayal banyak terjadi tindak criminal yang berbasis cyber crime .
The influence of technology information inilah yang memberikan banyak solusi-solusi mutahir demi kebaikan semua masyarakat di lingkup sosial.
Perkembangan IT juga tidak lepas dengan peran serta dari kemajuan telekomunikasi, tanpa adanya sinergi dari dua aspek ini masyarakat tidak mampu untuk bisa mengambil suatu peluang yang bagus (the best chance) untuk mendekatkan diri dengan teknologi (drawing near ourselves technologically) karena mendekatkan diri dengan tekhnologi mendekatkan kita ke arah kemajuan.
Telekomunikasi di masyrakat ini membantu masyarakat untuk mampu memtransmisikan informasi, membantu untuk penyebaran tekkhnologi akan lebih cepat
Permasalahan Yang Ada
Tetapi masalah yang timbul adalah peran opsi dari masyarakat memilih atau menggunakan tekhnologi yang benar tersebut masih kurang. Seringkali masyarakat melakukannya hanya dengan tindakan yang sangat konsumtif sehingga laju pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan sumber daya manusia untuk menjadi produsen atau menghasilkan suatu produk sangat kurang.
Perubahan demi perubahan yang mengubah life style masyarakat ini akan memiliki banyak keuntungan. Hal ini dibuktikan banyaknya fenomena peningkatan secara pesat di bidang sosial, bisnis dan industri.
Tetapi hal itu tidak akan menjadi masalah jika masyrakat tidak harus membeli tekhnologi tersebut. Hal ini akan memberikan efisiensi kepada masyrakat untuk bisa menggunakan tekhologi informasi dan telekomunikasi..
Masyarakat Harus Tahu
Tetapi dengan adanya konvergensi perkebangan IT dan telekomunikasi ini yang terpenting adalah solusi untuk memecahkan opsi, bagaimana masyarakat memilih tekhnologi tersebut untuk digunakan sebagai solusi yang termudah untuk menyelesaikan permasalahan hidup, baik sosial, bisnis, industri dan lain sebagainya.
Keuntungan yang akan diperoleh untuk mengerti dan mengakses perkembangan tekhnologi informasi, yaitu masyarakat dapat mengerti dan mengaplikasikan informasi yang diinformasikan tersebut menjadi sebagai solusi untuk menyelesaiakan problem dalam kehidupan bermasyarakat, dan kecepatan dalam mengakses informasi akan cepat sehingga kita bisa mengerti kesulurahan perubahan dalam dunia global dan mengikuti perkebangan tersebut.
Komentar tentang artikel tersebut
Memang akhir-akhir ini perkembangan teknologi sangat pesat.Dan hampir semua kehidupan tidak bisa dilepaskan dari teknologi.Namun tidak semua masyarakat bisa menikmati manfaat dari teknologi hanya masyarakat menengah ke atas namun masih banyak masyarakat menengah kebawah yang tidak dapat menikmati perkembangan teknologi.
Namun sekarang perkembangan teknologi bisa disalah artikan.Ada beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab yang menyalah artikan perkembangan teknologi digunakan untuk kejahatan.dan itu dapat meresahkan masyarakat.
Yang diharapkan adanya perkembangan teknologi dapat membawa perubahan kehidupan menjadi lebih baik.Dan semua elemen masyarakat dari bawah hingga menengah bisa merasakan manfaat dari perkembangan teknologi.
Jika semua masyarakat dapat merasakan manfaat teknologi tentu dapat membawa perubahan dalam kehiduipan berbangsa dan bernegara
Maka dari itu diperlukan campur tangan seluruh pihak untuk memajukan perkembangan teknologi mulai dari masyarakat,pemerintah dan instansi-instansi yang terkait.J
Diperlukan waktu,biaya,tenaga,serta dana yang cukup besar untuk memajukan perkembangan teknologi.
Jika teknologi di negara kita maju dan tidak kalah dengan negara-negara barat dan tidak dipandang sebelah mata oleh negara lain
Maka dari itu diperlukan para generasi muda yang kreatif untuk menemukan terobosan-terobosan baru dalam bidang teknologi yang akan membawa sedikit demi sedikit perkembangan negara kita lebih baik
Tidak hanya itu saja peran pemerintah juga sangat diperlukan untuk menunjang perkembangan teknologi.
Dukungan dari instansi-instansi terkait pun juga sangat diperlukan untuk menunjang perkembangan teknologi.
Jika semua pihak mau saling bahu membahu membangun bangsa ini pasti bangsa ini akan maju.Memang negara kita ini lemah sekali dalam hal teknologi padahal kita memilki banyak sekali para generasi muda yang menjadi tunas harapan bangsa ini.
Namun sayang semangat para generasi bangsa tidak sebesar keinginan bangsa kita untuk berkembang.Maka dari itu bangsa kita tidak pernah berkembang dan selalu terbelakang karena kita hanya bisa menghayal tanpa melakukan suatu apapun.
Seharusnya semangat para generasi muda harus lebih besar karena yang akan meneruskan bangsa ini adalah para pemuda kunci maju atau tidak nya bangsa ini tergantung dari kita sendiri.
Maka dari itu diperlukan perubahan yang besar dalam bangsa ini terutama dalam hal teknologi.Karena dengan adanya teknologi dapat mengubah bangsa ini menjadi lebih baik.
Marilah kita bersama-sama memajukan negara kita dalam bidang teknologi karena peekembangan teknologi tidak akan pernah ada batasannya dan akan terus berkembang.Maka dari itu kita harus bisa menguasai teknologi agar kehidupan kita jadi lebih baik dari sebelumnya dan tidak akan pernah dipandang dan dianggap remeh negara lain dan kita buat mereka terpukau dan kagum akan perkembangan teknologi bangsa kita.